TERNATE, PNc–PT. Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, beserta seluruh entitas perusahaannya, makin solid, dan tetap komitmen mengawal, merawat, serta menjaga keberlangsungan semua sektor di area lingkar tambang yang terdampak untuk tetap eksis dan lestari.
Sektor terpenting yang menjadi fokus prioritas Harita Nickel selain pemberdayaan melalui Corporate Social Responsibility atau CSR, adalah Divisi Enviromental, yang ditugaskan perusahaan untuk memantau, mengeksplorasi, sera mengevaluasi lingkungan bawah laut kawasan perairan di Desa Kawasi dan desa-desa lainnya di areal lingkar tambang Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Hal ini bertujuan, agar ekosistem perairan di area sekitar tetap terpelihara dan lestari.
Sejak tahun 2010 lalu hingga kini, Harita Nickel telah, dan terus memantau dan mengevaluasi kawasan perairan sekitar wilayah operasional perusahaan, untuk memastikan tidak ada dampak signifikan terhadap lingkungan perairan, terutama ekosistem dan biota bawah laut.
Selain itu, ahli kelautan independen pun pernah dilibatkan pihak perusahaan, dan secara konsisten telah mengidentifikasi aktivitas penangkapan ikan yang produktif di sekitar Desa Kawasi beberapa waktu lalu dalam bentuk studi khusus.
Dan untuk memfasilitasi studi tersebut, Harita Nickel berinvestasi terbilang signifikan terkait fasilitas dan infrastruktur. Fasilitas ini termasuk kapal survei, peralatan canggih, dan instrumen terkini untuk memantau lingkungan laut sekitar.
“Prioritas utama kami adalah melindungi dan merehabilitasi lingkungan laut, terutama berlokasi di sekitar operasi penambangan kami. Untuk mencapai tujuan ini, kami telah menetapkan program kelautan dan bekerja sama dengan konsultan eksternal, pakar universitas, serta anggota masyarakat setempat terutama para pemuda untuk secara rutin mengevaluasi dan mengukur kesehatan ekosistem akuatik,” ungkap Environmental Marine Compliance Manager Harita Nickel, Windy Prayogo.
Kata Windy, sejumlah peralatan yang saat ini digunakan berupa pengambilan sampel air laut yang dilengkapi meteran CTD (konduktivitas, suhu, dan kedalaman) untuk mengukur profil kolom air laut pemeriksa multiparameter untuk parameter lapangan ICP-OES (Inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy).
Kemudian untuk menganalisis elemen air kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk memantau fasilitas bangunan laut, seperti dermaga, pipa bawah air, serta lingkungan akuatik yang tidak dapat diakses oleh penyelam alat pemantau gelombang pasang laut otomatis, peralatan menyelam, serta fasilitas pendukung lainnya.
“Kami juga lakukan pelatihan di dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian personel divisi lingkungan laut,” ungkapnya.
Sejak tahun 2022 Harita Nickel juga telah melakukan dua penelitian berupa survei independen oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kolaborasi lain dengan Universitas Khairun Ternate. Kedua penelitian tersebut memberikan hasil positif. Penelitian pertama secara umum menunjukkan bahwa kualitas air laut di sekitar operasi Harita Nickel tergolong baik dan ikan aman untuk dikonsumsi.
Sebelumnya Tim survei yang dipimpin Dr. M Janib Achmad, pakar ilmu kelautan dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, juga mengungkap perairan Pulau Obi secara keseluruhan merupakan perairan yang subur karena memiliki klorofil yang melimpah. Dengan produktivitas yang masih terjaga, masyarakat setempat hingga kini tetap memilih menjadi nelayan.
“Di Obi itu perairannya subur karena klorofilnya melimpah, sehingga nelayan tetap menjadi nelayan,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu Tim Napoleon yang diwakili Prof Dr Inneke Rumengan, yang merupakan dosen mata kuliah Planktonologi di Fakultas Perikanan dan Kelautan di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), mengatakan, produktivitas perikanan di perairan pulau Obi, dalam hal keragaman ikan-ikan karang, plankton dan makrobentos masih menunjukkan kondisi perairan yang produktif, khas perairan tropis pada umumnya. Dalam kurun waktu tahun 2015 hingga 2021 menunjukkan kondisi komunitas biota laut yang stabil, tidak ada tren penurunan.
“Tim kami mengamati langsung dengan menyelam, mengamati jenis-jenis ikan yang ada di sana. Dari tahun ke tahun, trennya relatif sama. Merujuk ke ikan-ikan terumbu karang, cenderung ada sedikit peningkatan, baik dalam jumlah maupun jenisnya pada tahun 2020-2021,” jelas Prof Inneke.(red/tim/rls)
Komentar