TERNATE, PNc—Pengamat politik, Helmi Alhadar menganjurkan semua komponen baik elit hingga stakeholder dapat menyikapi aktivitas politik secara dewasa. Dikatakan, menjelang masa pendaftaran bakal pasangan calon di KPU, iklim politik sudah mulai terasa panas.
Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol) Malut ini mengibaratkan musim Pilkada ini sebagai musim masyarakat memilih manager lima tahunan. Apabila managernya baik maka silahkan dilanjutkan, tetapi jika tidak enak maka silahkan diganti.
“Ini tidak ada kaitan dengan etnik, saya pikir tidak ada. Kalau melihat realitas yang ada, masing-masing etnik sudah bercampur aduk. Misalnya kalau kita lihat MHB dari Tidore, Asghar di Tidore, Yamin Tawari Makian, Istri Abdullah Taher juga Makian, kemudian Tauhid dari Ternate, istrinya juga orang Tidore. Kemudian Muhajirin juga menjadi tim suksesnya Tauhid misalkan, dia juga orang makian. Jadi sebenarnya gak ada itu. Ini kan soal politik, jadi sudah tumpang tindih. Kita mestinya bertanggungjawab,” katanya.
Helmi mengungkapkan, sebagai pengamat ia juga merasa khawator dengan keadaan sekarang. Karena itu ia berharap semua komponen dapat menjaga situasi politik ini sehingga berjalan dengan norma.
“Saya berharap para elit, media, masayrakat, stakeholder melihat bahwa politik ini suatu hal yang biasa saja, ini cuman perebutan kekuasaan dalam jangka waktu lima tahun dan juga bisa diganti yang tidak ada hubunganya dengan etnik A dengan B, itu gak ada. Masayrakat harus dewasa,” ujarnya.
Dikatakan, saat ini masyarakat ingin menonton pertarungan secara sportif. Karena itu semuanya harus dewasan dan bertanggungjawab. “Saya ingin menonton pertarungan yang sportif, biar kita berpolitik lebih matang, kita lebih maju, kalau gak kita akan berputar-putar aja di tempat yang sama,” ungkapnya. (dmn)
Komentar