TERNATE, PNc—Tahun 2023 bisa dipastikan akan terjadi resesi di banyak negara dunia. Penyebabnya, kondisi yang belum pulih dari pandemi, sudah dihantam krisis pangan dan krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina.
Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para menterinya menyebut Indonesia tidak akan terlalu terdampak, karena kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik. Namun, apakah benar rakyat Indonesia tidak perlu khawatir dengan ancaman resesi global yang sudah di depan mata ini sesuai perdeksi para ahli berdasarkan data dan fakta?
Co founder dan Direktur Eksekutif Segara Institut, Piter Abdullah menilai, masyarakat Indonesia bisa tetap melakukan konsumsi dan berbelanja seperti biasa. Seperti pemerintah, Piter juga yakin kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan tahun depan masih baik.
“Biasa saja, konsumsi seperti biasa. Kalau masyarakat berpikir jangan belanja, pegang uang tunai saja, kalau kita tidak bergerak, nanti kejadian resesi beneran,” kata Piter seperti dilansir Kompas TV, 7 Oktober 2022 lalu.
Piter menjelaskan, Indonesia bisa tidak terdampak resesi global karena ekonominya tidak ditopang oleh ekspor, tapi oleh konsumsi masyarakat di dalam negeri. Kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya sekitar 10 persen. Sedangkan konsumsi mencapai 60 persen dan investasi sebesar 20 persen.
Senada dengan Piter Abdullah, hal yang sama juga diutarakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) asal Provinsi Maluku Utara, Alien Mus.
Menurut Alien, saat menyampaikan pemaparannya via zoom meeting pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Pekarangan Pangan Lestari (PPL), yang diselenggarakan di Cafe Red Corner Ternate, Rabu (09/11), menekankan pentingnya memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk bercocok tanam.
Kata Alien, masyarakat di Kota Ternate khususnya, dan Maluku Utara pada umumnya, harus bisa membaca peluang untuk meringankan beban hidup, terutama urusan dapur dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam hasil bulanan seperti bahan-bahan untuk keperluan memasak di dapur.
“Kita harus mampu memanfaatkan pekarangan untuk tanam tanamanan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya tanaman cabai, tomat, termasuk obat-obatan. Agar membantu kita sendiri meringankan beban kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Budidaya tanaman seperti ini menurutnya, meski skala kecil akan tetapi sangat bermanfaat. Apalagi negara saat ini diprediksi menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023 nanti, sehingga diperlukan kesiapan di bidang pangan.
“Indonesia diprediksi terdampak resesi 2023. Oleh karena itu, kita harus bersiap dari sekarang. Harus mengurangi jumlah belanja kebutuhan dapur, dengan cara memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam. Jika kita menanam cabai, maka kita tidak perlu lagi membelinya di pasar, begitu juga tomat dan kebutuhan-kebutuhan lainnya,” ucap politisi Partai Golkar ini.
Srikandi Malut ini pun berharap, program-program pemerintah pusat, terutama program PPL seperti ini, dapat dukungan pemerintah di kabupaten/kota se-Malut.
“Saya perlu sampaikan, bahwa jika ada program daerah yang ingin meminta dukungan anggaran dari pusat, sedianya diusulkan. agar kami (DPR, red) bisa dorong ke pemerintah pusat,” pungkasnya.
“Saya juga berharap, semoga kegiatan ini tidak hanya sekedar diikuti begitu saja. Namun bisa diimplementasikan di lapangan. Terima kasih atas semua partisipasinya, dan saya berharap semoga Bimtek ini tidak hanya sekedar diikuti begitu saja. Namun bisa diimplementasikan di lapangan. Yang hadir di sini, setidaknya bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya,” tandas Alien.( (red/kpc/hhc)
Komentar