TALIABU, PNc—Pemerintah Desa Holbota, Kecamatan Taliabu Barat, Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara, mengaku tidak tahu soal adanya bantuan 20 ekor sapi untuk Desa Holbota dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH). Dan diketahui, bantuan tersebut diberikan melalui kelompok peternakan desa setempat.
Menurut Kepala Desa (Kades) Holbota, Rudin Soamole, semenjak ia menjabat Kades, belum pernah membentuk kelompok peternakan malalui rekomendasinya.
“Semasa pemerintahan di bawah kendali saya sebagai Kades, dan hingga saat ini, belum ada satu kelompok peternak sapi pun yang saya bentuk. Eh tiba-tiba ada bantuan yang masuk dari Kementerian, yang disuplai langsung Pemerintah Propinsi Maluku Utara ke kelompok peternak yang saya tidak tahu asal usulnya dari mana,” aku Kades Rudin kepada Piling News.com, via sambungan telepon selular, Jumat (15/02/2021), seraya mengatakan, warganyapun belum memberi pengakuan terkait bantuan sapi ini. Sementara sapinya sudah dibagikan ke masyarakat.
Kades penyebutkan, memang sebelumnya, ada warga desanya yang memberitahu, jika ada bantuan sapi dari Kementerian berjumlah 20 ekor. Namun Kades terkejut, dan mempertanyakan dari mana dan sejak kapan ada proposal yang diajukan. Sementara di desanya sendiri belum ada kelompok peternakan yang dibentuk.
Atas hal tersebut, kata Kades, ia mengaku khawatir, bila di kemudian hari ada masalah, kemudian pihak Pemdes kena getahnya. Untuk itu, sementara ini Kades sedang menelusuri, kemungkinan ada oknum warga desa yang direkayasa oknum tertentu dari luar, sehingga bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
“Data kelompok saja tidak jelas, dari mana datangnya, dan siapa yang merekomendasi. Apalagi kami tidak tahu, dan tidak pernah mengusulkan proposal itu. Tiba-tiba ada bantuan 20 ekor sapi. Bahkan pembangian 20 ekor sapi tersebut pun saya tidak tahu. Sehingga bila ada maslah di kemudian hari, kami tidak bertangung jawab,” tegas Kades.
Kades memaparkan, bila memang ada bantuan yang masuk ke desa, seharusnya didasari data yang jelas. Dan tentu harus mendapat rekomendasi Pemerintah Desa. “Ini tiba-tiba ada oknom masyarakat, yang secara diam-diam mengusulkan data tanpa ada rekomonedasi desa. Lebih jeleknya lagi, 20 ekor sapi bantuan tersebut, dibagi langsung okonom masyarakat desa tanpa ada pemberitahuan ke pihak pemerintah desa,” ungkap Kades.
“Untuk itu, saya tegaskan, bahwa saya akan melacak, dari mana hingga bantuan ini sampai ke desa saya. Jika ada yang merekayasa data dan rekomendasi desa, maka akan saya tindak tegas. Karena saya khawatirkan, jika di kemudian hari terjadi masalah. Tentu kami pemerintah desa akan terbawa-bawa. Sekali lagi, saya akan lacak ini semua sampai tuntas, terutama ada aksi tutup mulut oknum warga yang menerima maupun oknom yang membagikan bantuan sapi tersebut mengatas namakan kelompok peternakan,” tandas Kades tegas.(ato)
Komentar