TERNAT, PNc–Dinas Perpustakaan (Disperpus) Kota Ternate meng gelar lomba bertutur tingkat SD/MI tahun 2022. Peserta yang ikut dalam lomba bertutur berlangsung selama dua hari, yakni 28 -29 Juni 2022 di lantai I gedung Arsip dan Perpustakaan daerah terdebut.
Peserta yang ikut mendaftar 41 peserta hingga pembukaan lomba ada yang tidak terdaftar ulang.”Tak semua hadir dalam mengikuti lomba bertutur tersebut, ada bebe rapa peserta yang tidak sem pat hadir,” ucap salah seorang panitia, Rabu (29/6/2022).
Peserta yang tampil dalam lomba tertutur tersebut dengan judul yang bervariasi. Begitu antusia peserta dan orang tua bersemangat, mem beri aplaus sang buah hatinya bila sempat terlupa penggalan cerita nya yang dibawakan tersebut.
Cerita yang disampaikan dalam lomba tertutur itu dengan judul Anak yang Dibuang Ayahnya, 4 kerajaan Kie raha, Tolire gam jaha, batu belah, kisah tujuh putri, obia moloku dan bia makara, maupun tanjung menangis.
Legenda ikan duyung dan burung tohoko, cerita tersebut berasal dari Morotai. “Makna yang terkandung dalam cerita ini mengajarkan agar tidak boleh putus asah……,” kata Nur salah seorang peserta.
Tanpa disadari bahwa adik-adik peserta yang mengangkat cerita yang punya nilai dalam membentuk karakter. Lomba bertutur ini bisa membentuk karakter murid/siswa maupun membangun kepercayaan diri ke depan.
Dewan juri DR. Nurlela Syarif (ketua) dengan anggota Rosdianti Ishak, S. Ag, SH dan Nurzannah Fadel, SE, M.Si menetapkan juara I atas nama Qurrota Ayun Yusuf (SD Negeri 45 Kota Ternate), runnerup diperoleh Jamaluddin (SD Negeri 44) dan juara ketiga adalah Asfira Priscilla Irfan (SD Negeri 08).
Begitu pula harapan I diraih Kalilah Mutmainah (SD Negeri 16 Kota Ternate), harapan II dibungkus oleh Sitti Nir Sifa (SD Negeri 44 Kota Ternate) dan harapan III diambil oleh Najla Hidayatul Husna (SD Negeri O1 Kota Ternate.
Mereka yang berhasil dalam lomba bertutur karena membaca buku. Kepa la Dinas Perpustakaan Kota Terna nate, Safia M. Nur menyam- paikan, bila ingin bertutur dengan baik su- dan tentu diawali dengan aktivitas membaca buku.
Buku terutama bergenre tertentu menawarkan pandangan pandang an dan pemahaman mengenai arti kemanusiaan, keberagaman, dan toleransi di antara sesama manu sia. Pembaca diajak menyelami harmoni dunia beserta isinya.
Safia katakan, menyuguhkan persoalan-persoalan kehidupan bersama solusi alternatif tanpa terasa menggurui. Lambat laun, pola pikir pembaca akan terbentuk menjadi pribadi-pribadi yang meng hargai nilai-nilai kemanusiaan, menghormati sesama, dan men jaga perbedaan tetap lestari dalam harmoni.
“Aktivitas membaca juga dapat membentuk karakter murid/siswa. Dengan membaca buku cerita misalnya. Siswa dapat menge tahui sifat-sifat tokoh- tokoh di dalamnya, baik, jujur, licik, jahat.Tokoh tokoh cerita bisa menjadi cermin dirinya dalam menentukan karakter, cerita itu kemudian ditutur dalam sebuah arena lomba,” tandasnya.(dar)
Komentar