oleh

Ikan di Teluk Weda Sudah Tercemar, Ini Dia Jenisnya

banner

TERNATE, PNc—Ekspansi tambang dan proses industri nikel di wilayah Teluk Weda, Maluku Utara, secara signifikan mempengaruhi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan sosial penduduk setempat.

Pencemaran sumber air, hilangnya keanekaragaman hayati, dan deforestasi mengancam keseimbangan keseluruhan antara kesehatan ekologi dan penghidupan masyarakat. Ditambah lagi, dampak lingkungan kualitas air Ake Jira telah menurun, dari kelas I menjadi kelas III. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Weda yang selama ini mengandalkannya sebagai sumber air minum.

banner

Pemaparan ini disampaikan lembaga peneliti Nexus3 Foundation bekerjasama dengan Universitas Tadulako, melalui rilis hasil penelitian mereka berjudul “Dampak Lanjutan Dari Aktivitas Industri Nikel di Teluk Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara”, pada bulan April awal tahun 2025 lalu. Dan dipublikasi via pertemuan pers di Jakarta pada tanggal 26 Mei 2025.

Adapun proses pengumpulan data lapangan, dilakukan bulan Juli tahun 2024 sebelumnya. Sampel yang diteliti mencakup sedimen, air, dan ikan di sekitar wilayah Teluk Weda (Weda Bay), dan area industri nikel PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).

Menurut peneliti Nexus3 Fundation, Annisa Maharani, sebagaimana terangkum dalam data sebanyak 67 halaman disebutkan, uji sedimen menunjukkan konsentrasi logam berat  berada dalam sedimen sungai. Tapi angkanya masih serupa dengan data dasar yang pernah dikumpulkan pada tahun 2007, sebelum adanya aktivitas industri nikel.

“Hal ini mengindikasikan, bahwa logam berat kemungkinan tidak terakumulasi dalam sedimen, tetapi terbawa arus sungai ke muara dan kemudian terdeposit di laut. Diantaranya, Arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), timbal (Pb), dan merkuri (Hg) adalah logam berat yang menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat karena toksisitasnya.  Dijelaskan, bahwa logam-logam ini adalah toksikan sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan organ, bahkan pada tingkat paparan yang rendah,” katanya merujuk rilis.

Dijelaskan, pengujian konsentrasi total logam berat pada ikan yang diambil dari Teluk Weda menunjukkan bahwa daging ikan terkonfirmasi mengandung logam berat. Merkuri (Hg) dan arsenik (As) ditemukan pada setiap ikan yang diuji.

Nikel (Ni) terdeteksi pada salah satu ikan gutila dengan kadar 0,25 mg/kg. Kadmium (Cd) terdeteksi pada salah satu ikan dolosi, dengan konsentrasi 0,02 mg/kg. Dan Kromium (Cr) terdeteksi pada ikan gutila dan sorihi, dengan konsentrasi masing-masing 0,57 mg/kg dan 0,30 mg/kg.

Sementara Timbal (Pb) dan Kobalt (Co) tidak terdeteksi pada semua sampel ikan, dengan batas deteksi perangkat ICP-MS yang digunakan adalah 0,002 mg/kg untuk Pb dan 0,001 mg/kg untuk Co.

Disebutkan, logam berat terakumulasi di organ fungsional, seperti insang dan hati, karena hati mendetoksifikasi senyawa asing yang masuk ke tubuh ikan. Insang adalah pintu masuk air laut ke dalam tubuh ikan. Konsentrasi merkuri dalam ikan berkisar antara 0,02-0,28 mg/kg (ppm), dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada ikan barakuda.

Konsentrasi arsenik dalam ikan berkisar antara 0,43-3,03 mg/kg (ppm), dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada ikan sorihi yang ditangkap oleh nelayan Gemaf dengan kadar 3,03 ppm. Tiga ikan sorihi yang dibeli dari pasar tradisional Lelilef memiliki rentang konsentrasi arsenik antara 1,02-2,47 mg/kg dengan rata-rata 1,77 mg/kg.

Rilis juga menjelaskan, berdasarkan data dasar yang ada, konsentrasi arsenik dalam daging ikan di Teluk Weda pada tahun 2024 meningkat pesat, dengan temuan terendah 20 kali lebih tinggi dibanding tahun 2007. Konsentrasi Hg tidak berbeda jauh dari data dasar. Konsentrasi Cr terendah yang terdeteksi di antara dua sampel ikan adalah 13 kali lebih tinggi dibanding konsentrasi Cr tertinggi dalam data dasar.

Semua sampel masih di bawah nilai PTWI merkuri sebesar 4 ug/kg. Namun, ikan barakuda yang ditangkap oleh nelayan Gemaf dengan berat 250 gram memiliki nilai EWI yang mendekati nilai PTWI yaitu 3,26 ug/kg.(red/tim/rls/dihimpun dari berbagai sumber)

banner

Komentar