oleh

Fasilitas Teknologi HPAL, Sektor Vital Wujud Hilirisasi Pertambangan Harita Nickel Terintegrasi

banner

TERNATE, PNc—Dengan kapasitas produksi cukup besar dan kemampuan menghasilkan nikel sulfat serta kobalt sulfat, teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), memainkan peran penting, mendukung transisi global menuju energi terbarukan, yang saat ini terus dijalankan Harita Nickel.

Melalui entitas perusahaan PT. Trimegah Bangun Persada (TBP) yakni PT. Halmahera Persada Lygend (HPL), sukses mengolah mengolah limonit (bijih nikel kadar rendah) menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). MHP ini kemudian diolah lebih lanjut untuk menghasilkan nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang menjadi bahan baku untuk industri beterai kendaraan listrik.

banner 500x500 banner 500x500 banner 500x500

Instalasi HPAL Harita Nickel berada dalam satu lokasi dengan area tambang, menjadikannya sebagai kawasan industri nikel terintegrasi. Dengan menyatukan tambang dan instalasi HPAL dalam satu lokasi, sehingga operasional menjadi lebih efisien. Transportasi bijih dari lokasi tambang ke fasilitas pemrosesan juga menjadi lebih cepat. Langkah ini juga dapat menekan biaya logistik.

Head of Technical Support Harita Nickel, Rico Windy Albert, mengatakan, bijih nikel pertama kali melewati tahap penyaringan kasar dan halus, guna memisahkan material besar seperti batu dan kayu, serta objek asing lainnya. Selanjutnya, bijih yang sudah disaring kemudian dibersihkan dengan air.

Nico merinci, untuk proses singkat, dimulai dari tahap Ore Preparation, Grinding Station. Kemudian pemanasan dan leasing, berlanjut ke pengendapan, penyesuaian kadar keasaman, pembentukan MHP, dan pemrosesan MHP.

Pemrosesan MHP kemudian diproses lebih lanjut dalam mesin press, untuk menghasilkan produk akhir seperti nikel sulfat dan kobalt sulfat yang siap dipasarkan. Setiap tahap dalam proses ini sangat terkoordinasi, sehingga menghasilkan produk akhir berkualitas.

Sementara itu, Deputy Department Head of Nickel Sulphate and Acid Plant Harita Nickel, Roy Martua Sigiro, menjelaskan, teknologi HPAL adalah teknologi pemurnian nikel kadar rendah, atau sering disebut limonit, yang biasanya belum pernah diolah. Limonit ini, sebelumhya hanya dibuang menjadi overburden. Karena yang diolah hanyalah nikel kadar tinggi atau pun saprolit.

Dikatakan, teknologi HPAL Harita Nickel telah mengelola nikel kadar rendah menjadi lebih bernilai. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dan terbukti, Harita Nickel mampu memenuhi kebutuhan pasar terhadap bahan baku beterai kendaraan listrik berupa barang setengah jadi berskala besar untuk kapasitas ekspor.(red/tim/rls)

banner

Komentar