SOFIFI, PNc—Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Maluku Utara (DPUPR Malut) melalui Bidang Cipta Karya, akan membangun lapangan upacara di Sofifi, ibukota Provinsi Maluku Utara, dan perangkat bangunan yang mengelilingi lapangan upacara tersebut berupa rumah adat senilai Rp40 miliar.
Tujuan pembangunan lapangan upacara tersebut, untuk mempermudah pegawai melaksanakan upacara, baik hajatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara maupun hajatan nasional.
“Iya kami sedang presentasi hasil perencanaan pembangunan lapangan ucapara Sofifi, dan sementara masih diboboti. Dan untuk lebih teknisnya nanti tanyakan langsung ke PPK-nya. Kebetulan PPK-nya juga ada di sini,” kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Malut, Kamarullah ST, MT, kepada PilingNews.com di ruang kerjanya, Senin (06/03/2023).
Dikatakan, perencanaan pembangunan lapangan upacara ini merupakan kegiatan pekerjaan yang dilakukan untuk pengembangan pembangunan di Provinsi Maluku Utara.
Hal ini juga untuk memberi pelayanan kepada masyarakat, dengan membangun fasilitas yang dapat digunakan untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat memberi pelayanan optimal kepada Pemda Provinsi Maluku Utara, masyarakat, dan berbagai pihak.
Di tempat yang sama, PPK Perencanaan Bidang Cipta Karya Dinas PUPR malut, Sutanto, ST, mengatakan, setiap pelaksanaan upacara selama ini, Pemerintah Provinsi Maluku Utara selalu menggunakan Lapangan Guraping. Oleh karena itu, Dinas PUPR Malut melalui Bidang Cipta Karya bakal membangun lapangan representatif.
“Kami dari Pemprov dulunya setiap upacara, selalu menumpang di Lapangan Guraping. Maka Dinas PUPR melalui Cipta Karya berusaha mewujudkan lapangan upacara dengan ukuran skala provinsi. Ya sebagai tempat sendiri untuk upacara hari-hari besar seperti 17 Agustus, maupun hari ulang tahun provinsi,” kata Susanto kepada PilingNews.com, Senin (06/03/2023) di kantor Dinas PUPR Malut di Sofifi.
Sementara lokasi untuk pembangunan lapangan upacara tersebut, berada di lahan kosong yang ada di areal Kantor Dinas PUPR Malut, dan konsepnya menyatu dengan RTA. Selain pembangunan lapangan upacara, di lokasi yang sama, akan dibangun juga rumah adat guna menambah suasana kedaerahan.
“Dan untuk gambaran awal pembangunan ini senilai Rp40 miliar. Karena kita butuh konsepnya seperti lapangan istana. Dimana di dalamnya itu ada ruang ceremonial, bisa juga rapat dan kegiatan lainnya,” tandas Sutanto.(red)
Komentar