DARUBA, PNc—Home Pot atau sering disebut rumah telur di lokasi Wanter Front City (WFC) Daruba, di Kabupaten Pulau milik Pemerintah Daerah (Pemda) dinilai mubazir. Pasalnya, Home Pot hasil pemberian Kementrian Parawisata tahun 2018 senilai ratusan juta rupiah itu terlihat tidak terurus, sehingga mengalami rusak parah.
Amatan media ini, Kamis (16/06/2021), kondisi home Pot dari sisi luar sudah terlihat hancur. Sedangkan dari sisi dalam bangunan terlihat sangat kotor. Bahkan lantai anyaman sudah terlepas dan dipenuhi sampah. Fasilitas lainya juga mengalami hal yang sama (rusak).
“Lebih baik mereka taruh di pinggir jalan pertigaan Desa Daruba supayah jadi pos kamling, dan bisa buat tempat pantau maling. Daripada dibiarkan bagitukan mubajir,” ucap Kome, warga setempat di lokasi WFC.
Kome juga mengaku bahwa ruma telur ini sudah sejak lama mengalami kerusakan. Bahkan tidak berpengaruh lagi bagi pengunjung wisata. “Tidak terurus sampai sekarang ini. Padahal baru pertama didatangkan, banyak orang datang melihat dan foto-foto di situ,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Parawisata (Kadispar) Pulau Morotai, Ida Arsyad, ketika dikonfirmasi dikantornya mengaku, bahwa Home Pot yang terlihat tidak terurus itu, karena home pot itu bakal dipindahkan ke tempat lain. Karena di WFC itu bakal dijadikan tempat kuliner.
“Tempat itu kan sudah dipakai buat tempat kuliner, sehingga Home Pot harus digeser. Namun kendalanya lagi dicarikan tempat. Jadi bukan bangun baru lagi, tapi mau digeser ke destinasi wisata lain yang sekarang sedang dibangun. Jadi tempat itu full untuk kuliner begitu,” akunya.
“Pokonya kami akan letakan di salah satu tempatlah, namun belum tahu di mana. Karena saya lihat konstruksi home pot ini juga butuh hal teknis untuk mengangkutnya untuk dipindahkan. Sehingga jangan sampai rusak saat diangkat. Kalau kita mau merawat sekarang juga buat apa, sementara tidak lama lagi akan dipindahkan. Jadi bukan tidak terurus, tapi hendak dipindahkan,” jelasnya.
Ditanya soal biaya perawatan, ia mengaku bahwa untuk home pot yang dibangun tahun 2018 itu, tidak memiliki biaya perawatan. Jika ada yang hendak diperbaiki pun, itu hanya kebijakan saja.
“Tidak ada biaya perawatan. Jadi itu hanya kebijkan saja. Kalau soal anggaran perawatan itu, nanti akan dibicarakan pada tahun anggaran 2022 nanti. Kita coba usulkan ke pimpinan untuk perawatannya. Pastinya, itu harus dikasih pindah, karena tempat itu sudah diungsikan untuk pedagang kuliner,” pungkasnya.(lud)
Komentar