JAILOLO, PNc–Festival Teluk Jailolo 2021 telah usai dilaksanakan pada 9–12 Juni 2021. Festival yang berlangsung di Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara itu mengangkat tema ‘The Harmony of the Spice Island’.
Tema tersebut bermakna bahwa keragaman suku, ras, dan agama di Halmahera Barat, khususnya di Teluk Jailolo, tak menghalangi hidup yang harmonis dalam Ino Fo Makati Nyinga. Keragaman yang dimiliki merupakan potensi kepulauan rempah sebagai destinasi wisata unggulan yang mendunia.
Puncak festival berlangsung di tepi pantai. Sebuah panggung apik berdiri di atas laut dengan pemandangan lepas ke perairan Teluk Jailolo. Panggung tersebut diisi penampilan para pemuda setempat yang membawakan teater musikal berjudul Sasadu On The Sea. Acara digelar secara hybrid, dengan pelakon dan tamu yang hadir di lokasi acara dibatasi demi mencegah kerumunan.
Sebelum teater dipentaskan, panitia memutarkan terlebih dulu ritual Sigofi Ngolo. Tradisi itu merupakan upacara tradisi bersih laut dan tabur bunga yang bertujuan memohon izin kepada leluhur untuk kelancaran acara oleh masyarakat dengan berziarah ke Pulau Babua.
Para peserta yang biasanya mencapai ribuan orang, kali ini hanya melibatkan sedikit orang. Tujuannya lagi-lagi untuk mencegah transmisi Covid-19 di tengah kerumunan warga. Meski begitu, hal itu tak mengurangi kekhidmatan ritual.
Selanjutnya, satu per satu penari memasuki panggung. Acara yang awalnya berlangsung tanpa kendala tiba-tiba diwarnai hujan deras. Meski begitu, para penari tetap fokus menyelesaikan pertunjukannya sampai akhir dengan tetap memakai masker. Staf ahli menteri bidang inovasi dan kreativitas Kemenparekraf Josua Simanjuntak sampai terpana.
“Tadi saya sudah lihat, walau dalam kondisi yang belum pernah lihat seperti ini, maskernya enggak ada yang melorot. Dengan semangat luar biasa, menghibur bapak ibu sekalian,” kata Josua dalam penutupan Festival Teluk Jailolo mewakili Menparekraf Sandiaga Uno yang berhalangan hadir, Sabtu, 12 Juni 2021.
Josua berharap festival tak hanya menjadi selebrasi, tetapi juga merupakan kantong ekonomi bagi warga setempat. Ia menantikan munculnya festival-festival baru di Halmahera Barat, bahkan Maluku Utara.
Menurut dia, pelaksanaan Festival Teluk Jailolo 2021 menjadi benchmark untuk pelaksanaan festival lain di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, ia juga meluncurkan gerakan baru.
“Kami mendukung Jailolo dan mengambil Festival jailolo untuk melaunching gerakan Indonesia Negeri 1.000 Festival,” sambung dia.
Festival Teluk Jailolo merupakan salah satu bagian dari program Kharisma Event Nusantara yang diluncurkan Kemenparekraf, April 2021. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Rizki Handayani menyebut FTJ merupakan satu satu dari 10 event terbaik kategori event berbasis adaptasi dan inovasi.
“Dalam tiga tahun berturut-turut, FTJ selalu masuk dalam Calender of Event Kemenparekraf. Festival Teluk Jailolo sangatlah menarik karena tema yang diambil localize, mengangkat potensi pariwisata orisinil Halmahera Barat sebagai sebuah event dengan untuk menciptakan experience yang unik dan berkesan. Menariknya, konten yang unik ini kini bisa dinikmati secara online, sebagai bentuk inovasi di dunia event pariwisata,” kata Rizki dalam keterangan tertulis awak media, akhir pekan lalu.
Ia juga mengatakan penyelenggaraan FTJ 2021 berbeda dari sebelumnya karena beradaptasi dengan masa pandemi covid-19. FTJ yang biasanya identik dengan keramaian, saat ini dalam pelaksanaannya harus mengikuti konsep Hybrid Event yaitu dengan sistem online dan offline. Pihak yang terlihat diharapkan patuh pada protokol CHSE.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat yang juga Ketua Harian Panita, Fenny Kiat menjelaskan pada FTJ 2021 terdapat rangkaian acara unggulan yang ditampilkan. Selain acara puncak, yang tidak kalah menarik adalah Teater Kuliner Tujuh Suku Asli di Desa Gamtala.
Acara itu menawarkan edukasi wisata kuliner dengan menampilkan materi makanan khas Halmahera Barat dilengkapi dengan deskripsi. Kegiatan diperkaya dengan pertunjukan masak oleh maestro kuliner secara online.
“Di sini juga disuguhkan atraksi pentas seni yang akan menampilkan kekayaan budaya tujuh suku asli Halmahera Barat,” katanya.
Fenny juga menambahkan Fun Diving, Dancing in the Sunset, Pentas Seni Budaya, dan Orom Sasadu di Rumah Adat Sasadu Desa Gamomeng dalam rangka sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang didapatkan oleh masyarakat.
“Kami juga menampilkan produk subsektor ekonomi kreatif serta dikupas tuntas dalam Talkshow daalam acara Expo dan Talkshow Ekonomi Kreatif dan Pesta Tani, menampilkan hasil alam potensi pertanian Halmahera Barat dengan budaya bercocok tanam serta petualangan mengunjungi kebun rempah,” ucap dia.(rd/rls/pn)
Komentar