TERNATE, PNc–Seperti gayung bersambut. Pernyataan kaders Partai Golkar Maluku Utara (Malut), juga selaku Wasekjen Bidang PP Partai Golkar Wilayah Maluku dan Malut, Edi Langkara, yang menanggapi kabar soal reshuffle anggota badan pengurus Partai Golkar, baik tingkat provinsi maupun di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), disikapi datar DPD I Partai Golkar Malut, melalui Ketua Bidang Informasi dan Media Golkar Malut, Fuad Alhadi, SH.
Meski Fuad menyayangkan, masih ada kaders di internal Partai Golkar Malut yang selalu melontarkan pernyataan yang dinilai membuat gaduh terus menerus. Namun muara dari ucapannya, lebih mengarah pada penggalangan kekuatan, untuk kemenangan Partai Golkar di masa akan datang, terlebih pada momentum Pilkada Malut, 09 Desember 2020 nanti.
Ada kesamaan persepsi yang terlontar dari ucapan, baik Wasekjen Bidang PP Partai Golkar Wilayah Maluku dan Malut, Edi Langkara, maupun Ketua Bidang Informasi dan Media Partai Golkar Malut, Fuad Alhadi, SH.
Sebagaimana Edi, Fuad juga memaparkan hal serupa, yakni …”agar energi Golkar dapat dikembalikan dengan semangat kebersamaan, untuk satu tujuan kemengan. Lupakan perbedaan masa lalu, dan segera melakukan konsolidasi menyeluruh, agar Golkar bisa menang pada kontestasi Pilkada sesuai target DPP Golkar”.
Demikian, diutarakan Fuad Alhadi kepada Piling News.com, Jumat (24/07/2020), menanggapi pernyataan Edi Langkara, yang terpublikasi pada dua laman situs berita www.cerminmalut.com, dan www.pilingnews.com.
Menurut Fuad, pernyataan Edi tidak sejalan dengan sikap maupun prilaku seorang kaders yang memiliki tanggung jawab moral sebagai orang DPP. Karena faktanya, di momentum Pilkada saat ini, khususnya calon wali kota Ternate, Wasekjen DPP Golkar malah mendorong Yamin Tawari, yang bukan kader Partai Golkar di satu sisi.
Sementara di sisi yang lain, kata Fuad, Edi tidak memiliki ketulusan untuk menyelesaikan polemik partai Golkar saat ini. Malah dengan sengaja membuat gaduh berkepanjangn. Menciptakan konflik, baik di internal DPD ll Golkar Halteng, maupun di lembaga DPRD Halteng, dengan mengintervensi, agar tidak dilantiknya Ketua DPRD Halteng.
Asumsinya, seolah-olah masih ada masalah di internal Partai Golkar yang belum selesai. Padahal, DPP Golkar melalui Ketua Umum dan Sekjen, telah menandatangani persetujuan kepada Sakir selaku Ketua DPD ll Golkar Halteng, yang sudah 9 bulan tak dilantik-lantik.
“Jadi hemat saya, semua pernyataan pak Elang (sapaan Edi Langkara) ini tidak benar. Dan tidak sejalan dengan fakta yang sebenarnya,” tutur Fuad.
Sebelumnya, Edi Langkara mengatakan, bahwa ia ditugaskan untuk membenahi Partai Golkar di daerah. Sekaligus, mendorong pemenangan kaders dan Paslon calon kepala daerah yang diusung Partai Golkar pada Pilkada Serentak, 09 Desember 2020 mendatang. Dan sebagai pimpinan tingkat pusat partai, yang ditugaskan di daerah, sejatinya akan mendorong dinamika Partai Golkar untuk lebih dewasa.
Menurut Edi, penampilan kepemimpinan gaya pecat atau reshuffle pengurus, harusnya memperhatikan kaderisasi partai. Sebab, partai di era modern seperti ini, tak boleh dibuat seprti warisan keluarga.
“Gaya pecat itu adalah gaya pemimpin yang tidak miliki cara pandang jauh ke depan. Partai harus maju dan dinamis di setiap momentum politik. Partai bukan warisan atau milik sendiri, yang kemudian mengusir kaders berprestasi,” ucap Elang, mengutip laman situs berita Cermin Malut.com, Kamis (23/07/2020).
Partai manapun, lanjut Elang, dengan cara itu, hanya akan menyudutkan atau mengkanalisasi diri sendiri dalam dinamika dan kompetisi. Alias merosot pamornya karena sumber daya yang dipasang dalam komposisi kepengurusan, tidak memiliki daya saing, dan kapabilitas unggul.
“Contoh, di DPD Golkar provinsi maupun DPD Golkar Halteng, pengurus harian yang saat ini ditempati oknum orang yang tidak ikut dalam sistem kaderisasi Partai Golkar. Sementara mereka yang berprestasi, tidak mendapat tempat di pengurus harian DPD Golkar. Untuk itu, saya berharap, ketua DPD Golkar provinsi agar menyadari ini. Sebab, Partai Golkar memilki agenda besar saat ini, khusus untuk memenangi Pilkada di 8 daerah di Malut,” imbuh Edi.
Ia juga memaparkan, agar energi Golkar dapat dikembalikan dengan semangat kebersamaan, untuk satu tujuan kemengan. Lupakan perbedaan masa lalu, dan segera melakukan konsolidasi menyeluruh, agar Golkar bisa menang pada kontestasi Pilkada sesuai target DPP Golkar.
“Kusus DPD Golkar Halteng, 90 persen pengurus hariannya tidak berprestasi, alias pengetahuan ke-Golkaran-nya diragukan. Dalam performance forum, dialektika mereka tidak punya gagasan. Mereka terlihat seperti kebingungan, karena rata-rata tidak miliki pengalaman keorganisasian. Tentang keadaan itu, saya prihatin. Sebab dalam kompetisi, apapun, merek tidak diperhitungkan. Kepemimpinan type ini, tinggal menunggu ambruknya partai,” sebut Elang.
“Mereka tidak sadar, bahwa partai politik itu milik publik. Saya akan menggunakan hak pada forum pleno DPP tentang masalah kepemimpinan partai di Halteng, yang saat ini jauh merosot. Termasuk sejumlah daerah yang perlu juga segera konsolidasi organisasi,” sambung Elang.
Terkait hal ini, ia mengaku akan minta Ketua Umum DPP Golkar, agar memberi perhatian khusus terhadap sejumlah pengurus Golkar di Malut yang perlu dibenahi.(red/CMC)
Komentar