oleh

Lembaga Audit Independen Internasional Paling Ketat di Dunia Siap Audit Harita Nickel

banner

TERNATE, PNcInitiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), adalah lembaga audit independen terhadap standar pertambangan global yang paling ketat di dunia, siap mengaudit Harita Nickel. Satu-satunya perusahaan tambang nickel yang beroperasi di Indonesia, dan yang pertama kali siap diaudit oleh lembaga audit internasional independen ini.

“Dengan mengajukan diri agar operasi pertambangannya untuk diaudit secara independen terhadap standar pertambangan global yang paling ketat di dunia, Harita Nickel menjadi contoh mengenai transparansi operasional pertambangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia,” ucap Direktur Eksekutif IRMA, Aimee Boulanger, melalui press rilis online dan terpublikasi melalui situs resmi IRMA, akhir tahun 2024 lalu.

banner

Harita juga kata Aimee Boulanger dalam rilis, akan memberikan informasi ke pemangku kepentingan yang terdampak, yang dapat mereka gunakan untuk berinteraksi dengan perusahaan mengenai cara bagaimana mendorong, agar pertambangan mereka lebih bertanggung jawab.

“Ini merupakan momen yang tepat, mengingat pentingnya peran nikel dalam mendukung transisi energi, dan permintaan dari pembeli di hilir, untuk mendapatkan nikel yang ditambang secara lebih bertanggung jawab, khususnya untuk sektor otomotif dan energi terbarukan,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Trimegah Bangun Persada, Tbk (Harita Nickel), Roy Arman Arfandy, memaparkan hal yang sama. “Kami ingin para pembeli kami yakin, bahwa mereka membeli nikel yang didapatkan secara bertanggung jawab,” ucap Roy Arman Arfandy, melansir https://ima-api.org.

“Dengan menjalani audit IRMA yang independen, kami bertujuan  menyelaraskan operasi kami dengan praktik terbaik, dan mengidentifikasi ruang untuk perbaikan berkelanjutan, bersama pemangku kepentingan terdampak, dan pemegang hak terkait. Kami juga berkomitmen untuk melakukan penyelarasan dengan standar internasional untuk penambangan bertanggung jawab dalam jangka panjang,” jelas Roy Arman menambahkan.

Apresiasi yang sama disampaikan Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Septian Hario Seto saat itu. “Komitmen Harita Nickel menjalani audit bersama IRMA yang ketat, mencerminkan dedikasi mereka terhadap praktik penambangan yang bertanggung jawab di Indonesia. Kami sangat mengapresiasi inisiatif mereka, yang tidak hanya menjadi tolok ukur bagi industri, tetapi juga mendukung visi pemerintah untuk sektor pertambangan yang lebih transparan, serta bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. Upaya ini menggarisbawahi pentingnya penyelarasan industrialisasi nasional dengan standar global, memastikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan kita,” terang Septian Hario Seto.

SCS Global Services, firma audit independen yang disetujui IRMA, akan melakukan penilaian mencakup tinjauan meja (tahap 1), diikuti audit lapangan (tahap 2). Dengan menggunakan informasi kontak, anggota masyarakat yang terkena dampak, pejabat publik, perwakilan tenaga kerja, atau pihak berkepentingan lainnya diundang untuk menyampaikan komentar dari saat ini, mengenai bagaimana lokasi tambang mengelola dampaknya terhadap lingkungan termasuk udara, air, limbah, gas rumah kaca, dan ekosistem.

Termasuk bagaimana tambang mendukung tenaga kerja mereka, dan bagaimana tambang berinteraksi dengan masyarakat sekitar, dan bagaimana hal itu berdampak pada masyarakat. Pihak yang berkepentingan juga dapat meminta untuk diwawancarai oleh auditor setelah mereka berada di lokasi tambang.(red/tim/ist/rls)

banner

Komentar