SOFIFI, PNc–Tanggal 3 Desember mempunyai makna yang sangat mendalam bagi setiap insan Pekerjaan Umum, karena pada tanggal tersebut, 76 tahun yang lalu terjadi peristiwa bersejarah, yaitu gugurnya tujuh orang pemuda pegawai Departemen Pekerjaan Umum, dalam usahanya mempertahankan Gedung Sate yang terletak di Kota Bandung, yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Walaupun Negara Republik Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tetapi para penjajah belum mau meninggalkan Negara kita. Oleh karena itu, segenap rakyat Indonesia masih melakukan perlawanan. Demikian pula halnya dengan para pegawai Departemen Pekerjaan Umum pada masa itu. Pada tanggal 20 Oktober 1945, di bawah pimpinan Menteri Muda Perhubungan dan Pekerjaan Umum Ir. Pangeran Noor, para pegawai pada Kantor Pusat Departemen Pekerjaan Umum telah mengangkat sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada tanggal 3 Desember 1945, Gedung Sate diserang oleh tentara sekutu dengan persenjataan yang lengkap. Pada saat itu, terdapat 21 orang pegawai Departemen Pekerjaan Umum yang bertempur mempertahankan gedung tersebut. Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, akhirnya diketahui bahwa dari 21 orang tersebut, terdapat 7 orang yang hilang. Barulah beberapa waktu kemudian diketahui bahwa ketujuh orang tersebut gugur dalam pertempuran itu. Mereka adalah : Didi Harianto Kamarga, Mochtarudin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu dan Soerjono.
Untuk menghargai jasa-jasa mereka, pada tanggal 3 Desember 1951, oleh Menteri Pekerjaan pada saat itu, Ir. Ukar Bratakusumah, ketujuh orang pemuda tersebut dinyatakan dan dihormati sebagai “PEMUDA YANG BERJASA” dan tanda penghargaan itu telah disampaikan kepada keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, telah dibangun dua unit monumen batu alam yang besar bertuliskan nama ketujuh orang tersebut dan ditempatkan di Gedung Sate, Bandung.
Pada tanggal 3 Desember 1961, Perdana Menteri I Ir. Djuanda juga memberikan pernyataan penghargaan secara tertulis kepada tujuh orang pemuda yang gugur tersebut.
Demikianlah catatan peristiwa 3 Desember. Gugurnya tujuh orang pemuda pegawai tersebut telah melahirkan semangat “SAPTA TARUNA” yang mempunyai jiwa kesatuan, rasa kesetia kawanan, solidaritas serta kebanggaan akan tugasnya sebagai abdi masyarakat khususnya dalam bidang Pekerjaan Umum. Peristiwa 3 Desember tersebut inilah yang selanjutnya selalu diperingati sebagai HARI BHAKTI PEKERJAAN UMUM.(rls-pupr-Malut)
Komentar