oleh

BI Malut Musnahkan Rp226 M Uang Lusuh  

banner

TERNATE, PNc—Pemusnahan uang lusuh senilai Rp226 miliar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara (Malut) yang belum mencapai satu tahun, terhitung Januari hingga Juni 2020.

Bidang Humas BI Malut, Yudho Jati Prasetyo kepada wartwan, Selasa (14/7) mengatakan, pemusnahan uang lusuh dilakukan setiap bulan Januari sampai Juni. Ia menjelaskan, pemusnahan uang kertas dilaksanakan setiap bulan, tergantung uang tidak layak edar. Maka pemusnahan uang terhitung  Januari hingga bulan ini (Juni) 2020, mencapai Rp 266.116.000.

banner 500x500 banner 500x500 banner 500x500

Ia meparkan, sesuai data yang tercatat di bulan Januari 2020 mencapai Rp 74.281.000, Februari Rp 40.589.000, Maret sebesar Rp 77.560.000, April Rp 10.453.000, Mei Rp 23.891.000 dan pada Juni mencapai 39.342.000.

“Sedangkan untuk Juli masih dalam on progres, nanti setelah diakhir bulan Juli baru dirangkumkan per satu bulan Juli,” kata Yudho.

Selain itu, ketika ditanya  pemusnahan yang dilakukan dari Januari hingga sekarang, Kabupaten/Kota mana yang paling banyak uang lusuh tak layak edar, Yudho mengaku, pihaknya tidak mengetahui karena uang yang diambil dari perbankan langsung dari kas kantor cabang, bukan dari perbankan masing-masing kabupaten/kota.

“Kami langsung mengambil uang yang telah disortir perbankan di kantor cabang di yang berada di Ternate, bukan di Unit Kabupaten/Kota,” ujarnya.

Menurut Yudho, pemusnahan kebanyakan uang pecahan kecil diantaranya Rp 20.000 sampai Rp 1.000. Sebab, uang ini banyak digunakan oleh masyarakat.

“Rata-rata yang paling banyak dimusnahkan adalah uang pecahan kecil, jika dibandingkan dengan jumlah pemusnahan pecahan besar,” jelasnya.

Ditanya dalam sekali pemusnahan bisa mencapai berapa lembar uang kertas, Yudho menjelaskan, tergantung jumlah SDM atau petugas yang bertugas memusnahakan uang. Jika lebih banyak petugas maka lebih banyak pula pemusnahan.

Selain itu juga penggunaan mesin pemusnahan, rata-rata penggunaan mesin tersebut hanya memakai 80 persen.  “Penggunaan mesin sekarang rata-rata berkekuatan 80 persen, jika ditambah SDM yang cukup maka sekali pemusnahan lebih banyak lagi,” tandasnya.(dmn)

banner

Komentar